Pada minggu lalu kita telah belajar tentang Hawa, Hagar, Rahab, Debora dan Yael (Baca bagian 1 dengan klik disini). Mereka adalah wanita yang membuat kontroversi dalam hidupnya, namun mereka mendengarkan tuntunan Tuhan sehingga hidup mereka terus dikenang sebagai wanita-wanita yang kuat, berani dan juga berdampak. Hari ini mari kita belajar beberapa lagi dari wanita-wanita dalam Alkitab.
Ruth, Teman Yang Setia (Kitab Ruth)
Namanya Ruth yang dipercaya kependekan dari nama “retut” yang artinya teman yang menyenangkan. Dia adalah menantu dari Naomi. Naomi yang seorang janda pergi ke Moab bersama keluarganya karena kelaparan, namun kembali ke Yerusalem setelah kematian semua anaknya dan juga suaminya. Dia memberitahu teman-teman lamanya, “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.” Yang Naomi lewatkan adalah hadiah indah yang Tuhan berikan kepadanya: Ruth. Naomi telah melepaskan kedua menantunya untuk kembali ke keluarganya masing-masing, namun Ruth menyatakan, “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;”
Beruntung Ruth bertemu Boaz, seorang kerabat dari suami Naomi. Ruth dan Boas akhirnya bersama, mereka memiliki putra bernama Obed, kakek Daud. Setelah itu Ruth menghilang dari cerita, untuk kemudian dikenang dalam Matius sebagai garis keturunan Yesus Kristus.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari Ruth? Ketulusan cinta dan kesetiaan akan membawa Anda kepada sebuah rencana Ilahi.
Batsyeba, Dari Hawa Nafsu Menjadi Ibu Seorang Raja
Si cantik Batsyeba, istri Uria membuat raja Israel tidak bisa menahan godaan matanya jatuh dalam sebuah rencana jahat. Negara saat itu sedang perang, Daud seharusnya bersama para prajuritnya di medan perang, tetapi raja memilih menyendiri di istananya. Dia tanpa ragu mengambil istri orang, dan Batsyeba tanpa ragu mendtangi rajanya. Namun konsekuensinya harus diterima, Batsyeba hamil dan akhirnya David membuat prajuritnya sendiri terbunuh. Nabi Nathan menyampaikan penghakiman atas sang raja. “Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya.”
Tetapi Tuhan berbelas kasihan pada pasangan ini. Sekalipun keduanya terus mengalami pencobaan, Tuhan memberkati mereka dengan memberikan Salomo. Batsyeba akhirnya dikenal bukan karena tindakannya yang salah di awal kisah hidupnya, namun juga sebagai ibu suri. Dia mengajarkan kepada kita bahwa masih ada kasih karunia bagi orang berdosa yang mau bertobat dan mau memulai hidup baru di dalam Tuhan. Untuk setiap rasa sakitnya Tuhan menyediakan penghiburan.
Baca juga: #FaktaAlkitab: Batsyeba, Wanita Cantik di Alkitab yang Buat Raja Daud Jatuh Ke Perzinahan
Ester, Ratu Yang Berani dan Bijaksana (Kitab Ester)
Ester hanyalah seorang anak yatim piatu dan dibesarkan oleh pamannya, Mordekai, hingga akhirnya dia ditakdirkan untuk menjadi bangsawan. Menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Yahudi, Ester mengikuti kontes menjadi selir raja, dan menjalani spa selama setahun dan juga perawatan lainnya. Raja itu memang tidak terlihat pintar, namun ia tahu cara memilih seorang ratu. Raja akhirnya memahkotai Ester dengan mahkota. Hal ini baik bagi Ester hingga suatu hari Mordekai mengalami sesuatu. Mordekai memaksa Ester keluar dari zona amannya dan melakukan tindakan. Raja dipengaruhi oleh penasihatnya yang jahat, Haman untuk melakukan pembunuhan masal atas orang Yahudi. Mordekai meminta Ester untuk bertindak, sekalipun itu bisa berarti kematian bagi Ester sendiri. Tapi Ester tahu jati dirinya, dia berkata, “kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Akhirnya, hikmatnya menyelamatkan bangsanya.
Ester mengingatkan kita untuk tidak membatasi diri kita dalam kenyamanan yang ada, namun harus berani untuk memperjuangkan nasib kaum kita. Kita harus peduli, dan kadang kita harus mempertaruhkan segalanya untuk perjuangan kita.
Baca juga: 3 Pelajaran yang Bisa Kita Petik Soal Menjadi Istri yang Bijak dari Ester
Maria, Ibu Yesus (Lukas 1:26-38, 1:39-56, 2:1-7, 2:21-38, 2:41-52, 4:16-30, 8:19-21)
Banyak orang mengatakan telah menerima Yesus secara pribadi, namun tidak seorangpun menerima-Nya lebih pribadi daripada Maria, ibu-Nya. Dia benar-benar mengalami, Immanuel, Tuhan bersama kita. Firman Tuhan mengatakan bagaimana sebagai seorang perawan ita ditunangkan dengan Yusuf si tukang kayu. Kemudian Maria menerima anugrah khusus, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.” Yang mengesankan bukan tentang kunjungan malaikatnya, tapi bagaimana Maria berkata, “ya.”
Maria adalah murid Yesus yang pertama. Dia harus percaya pada-Nya sebelum orang lain. Imannya pada Yesus adalah hasil dari tindakan yang tidak biasa. Itu adalah anugrah. Apa yang dia ajarkan adalah kita harus melepaskan gagasan bahwa iman itu hasil kerja keras kita. Anugrah Tuhan dalam hidup kita adalah iman, yang mengerjakan dalam kita segala pekerjaan baik yang telah Tuhan rancangkan sejak bumi belum dijadikan.
Wanita Samaria di Depan Sumur (Yohanes 4:1-30)
Seperti Yesus, wanita Samaria itu datang ke sumur karena haus. Yesus ingin memuaskan rasa dahaga-Nya; demikian juga wanita tersebut. Tapi dibalik semua itu, ada cerita lain yang lebih bermakna. Yesus haus akan jiwa-jiwa, wanita ini haus akan cinta. “Beri aku minum,” demikian pinta Yesus, sebuah skandal; Orang Yahudi saat itu tidak boleh bicara dengan orang Samaria yang najis. Ketika wanita itu mempertanyakan hal ini, Yesus menjawab, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”
Air kehidupan terdengar menarik di telinga wanita yang pernah menjadi istri dari lima suami ini, bahkan sekarang ia dengan kekasihnya yang ke enam. Dia akhirnya mengambil minuman kehidupan itu dan tidak pernah merasa haus lagi. Wanita ini akhirnya menjadi salah satu penginjil di awal ke Kristenan, dia memberitahu semua orang yang ia kenal apa yang Yesus lakukan dalam hidupnya.
Wanita Samaria ini mengajarkan kita bahwa tidak peduli sekering apapun jiwa kita, kasih Yesus bisa membuat sesuatu yang mengejutkan dan memuaskan semua dahaga kita.
Maria Magdalena, Wanita Dengan Cinta Yang Besar (Matius 27:55-56, Markus 14:40-41, Matius 28:1-9, Yohanes 20:18)
Maria Magdalena, nama ini di identifikasi oleh para teolog sebagai wanita tuna susila. Sekalipun demikian, apapun faktanya, Maria Magdalena adalah sekutu Yesus yang paling kuat. Tentunya, Yesus sebelumnya harus mengusir tujuh setan keluar darinya, atau setidaknya menyembuhkan penyakit yang tidak pernah diungkapkan detilnya, tetapi perempuan yang penuh syukur ini muncul menjadi pemimpin murid-murid perempuan dan menawarkan Yesus dukungan keuangan. Keempat injil mengutip bahwa Maria mengikut Yesus hingga akhir hidup-Nya, bahkan ketika para murid laki-laki tercerai berai. Dialah yang cukup berani datang ke makam yang dijaga prajurit, dan berbincang dengan malaikat. Dan dia juga yang pertama kali bertemu dengan Yesus yang telah bangkit. Dia menjadi rasul dari para rasul, saat dia berlari, dan memberitakan pada para pria itu kabar baik, “Aku telah melihat Tuhan.”
Dengan Maria sebagai teladan hidup kita, kita bisa mengejar hasrat kita dengan segenap kekuatan kita, tanpa takut, apapun tantangannya.
Baca juga: Inilah yang Dicatat Alkitab Tentang 10 Sosok Istri yang Buruk, Siapa Aja Itu?